Monday 29 April 2013

Men and Commitment


Lagi lagi seorang Netti Rahmawati yang sedikit kolot itu pernah bbm gue dan bilang “Gak semuanya cowok itu brengsek wis, bokap kita nggak tuh. Kita aja yang lagi apes dapetnya yang begitu.”

Baca bbmnya langsung ngakak guling-guling. Netti is the one who still uses her logical thinking for this case.  Jadi kalo lo curhat tentang yang kaya gini ke orang Cimahi ini, otak lo serasa ditampar-tampar untuk mikir yang riil.

Sometimes I wonder…are men afraid of a commitment?

Entah kenapa banyak juga bukti yang menguatkan tentang my curiousty. In my opinion, lelaki sejati itu nggak pernah mau untuk menunda apapun untuk orang yang dia anggap “serius”. Kenapa sih mesti menunda untuk sesuatu hal yang disuka? Apa ada orang yang mau nunda for the one he loves? Sounds stupid…

Well, mungkin di luar sana saat laki-laki baca postingan gue banyak yang berteriak “sok tau lo wis”. Mungkin gue nggak tau apa alasan yang membuat mereka akhirnya menunda sesuatu itu. Tapi coba deh dipikirin lagi…kalau alasannya cuma karena pendidikan, jarak, aduh….apa itu nggak terlalu mainstream? Cari sesuatu yang baru dong. Lagi pula, perempuan kan bukan kata benda yang sepadan dengan jarak dan pendidikan (I’ve told you).

Atau mungkin karena laki-laki jumlahnya lebih sedikit dari perempuan jadi mereka ngerasa bisa untuk menunda suatu komitmen? Mau nyicipin dulu gitu kira-kira perempuan mana yang enak—my negative mind works. Mungkin takut salah pilih juga karena komitmen itu hubungannya sama sisa hidupmu—this is my positive mind.

Lebih asyik sama yang nggak ada komitmen apapun, bisa ngapain aja sebebas mungkin, senengnya dapet tapi nggak perlu ngerasain sedih karena kita nggak punya komitmen—that is how a jerk’s mind works. Pernah juga loh, laki-laki baik-baik (menurut gue) bilang sama temen gue, “Gue mau nge-flirt semua cewek aja deh, nggak usah milih jadinya.” Apakah semua laki-laki pernah mikir kayak gitu? Kayaknya sih pernah.

In conclusion, as I know, a real man will not be afraid of commitment. Commitment is about how you live it not how you think about it. Meskipun cowok yang belum berani sama komitmen juga ada yang baik, pasti. Kita nggak akan pernah tau rasanya jadi orang lain, kan?

No comments:

Post a Comment