Sunday 21 April 2013

My Jatinagor-keepers


In my recent post, I have told you about my best friends here—Jatinangor. I really really really really really really love them. We have something common, but we do have something uncommon. All of us have a different character with our uniqueness. I will sort them alphabetically.

Annisa Hapsari
Maunya dipanggil Anni, agak aneh memang. Sesuai pengalamanku dari TK hingga SMA, anak yang bernama Annisa pasti memiliki nick name Ica. Anak berdarah B ini loyal. Anni orangnya juga baik, saking baiknya sampai terlalu mendramatisir apapun hehe. Dia memiliki hobi yang cukup menguras dompet anak kostan, yakni mengumpulkan film. Ia memiliki target dalam hidupnya bahwa sebelum umur 20 tahun, ia harus menonton sedikitnya 1000 film. Dan sampai saat usianya 18 tahun, ia sudah menonton lebih dari 700 film. Daebak! Kecintaannya pada dunia film juga merembet pada buku-buku romantis bertema nikah-nikahan dan juga pada the beatles (ini gak nyambung). Kebiasaan Anni saat kita berempat lagi ngumpul, ada saja yang membuat otaknya mendramatisir dari kejadian yang kita lewatin hari itu. Si anak bungsu ini kalau tidak tahan menahan emosi dan perasaannya, ia langsung menangis. Anni juga cenderung anak yang penakut—efek bungsu. Selama lebih dari 6 bulan berada di kota penuh kerja keras, tangisan, canda dan tawa (re: bohong), dia nggak bisa tidur sendirian. Dia selalu punya cara gimana biar nggak tidur sendiri. Tapi akhir-akhir ini, aku dengar bahwa dia beberapa hari yang lalu tidur sendiri. Meskipun ketiduran, tapi itu awal yang bagus HA HA. Mungkin akibat dari novel-novel dan film-film yang berhasil memengaruhi pola pikirnya, ia juga—kayaknya—belum move on. Tapi sekarang anak rantau Malang ini lagi bekerja keras memperbaiki dirinya seperti kecengannya.

Arina Pramudita
Perempuan ini memiliki golongan darah yang sama denganku—A. Sifatnya juga nyaris sama seperti aku, cuma kayaknya dia lebih keras. Panggilannya, Aling. Jangan tanyakan padaku mengapa, karna aku lupa._. Kalau diteliti dari namanya sih, orangnya anggun but you will have different opinion when you see her. She is a freaky K-pop—for me. Tapi wawasannya tentang artis-artis Barat juga ga kalah banyak karena dia movie addict juga. Oh iya, Aling dan Anni sama-sama K-popers, mudah-mudahan sejati. Sifatnya yang keras bikin aku percaya sama dia kalau saat aku sedih—terlebih karena cowok—aku harus lari ke tempatnya. Karena dia pasti akan melarangku melakukan stupid things because of love. Aling ngekost di kostan yang letaknya paling belakang dari kami, alhasil kalau SMS dia bisa beberapa jam kemudian terkirimnya. Cerita tentang Aling di kostannya selalu tentang jamur dan tikus. Aku pernah tidur di kamarnya bersama jamur yang lucu abis. Karna kostan Aling lebih belakang dari kostanku, kalau mau berangkat pasti ya nungguin Aling dulu. “Lima menit lagi sampai” bagi Aling adalah 15 menit lagi bagiku. Aling juga yang paling tinggi dari kami, paling berat, paling besar ukuran sepatunya, paling laki jalannya, dan paling paling pokonya, ya namanya juga Aling. Gaya berdandan ke kampusnya juga sama sepertiku: converse, kaus, celana jeans. She will do everything as simple as she is. Dia juga blogger dan pencinta buku-buku romantis—meskipun susah ngebayanginnya. Oh iya, Aling anak Bekasi.

Netti Rahmawati
Perempuan pencinta pink dan asli Cimahi ini adalah yang palingpolos di antara kami, yang paling kecil di antara kami, yang sedikit paling lebih pintar di antara kami (HA HA), dan yang paling BATU. Anak bungsu bertipe darah AB punya banyak kelainan. Dia itu premature 6 atau 7 bulan udah lahir—kalau nggak salah—makanya aneh. Dia itu paling muda tapi paling kolot, percaya banget sama hal-hal berbau pamali dan mitos-mitos jaman dulu. Kayaknya dia juga yang paling nggak bisa ngelakuin pekerjaan anak kost karna dia nggak nge-kost. Cerita sehari-hari Netti selalu tentang orang-orang di bis, kemacetan, keadaan bis, pokoknya semuanya tetang explore—bus Cimahi-Jatinangor. Anak berhidung—sedikit—pesek ini pernah menangis di dalam bus yang ditumpanginya hanya karna dia merasa tersinggung dengan ucapan kami bertiga. Dia adalah pemain sinetron pembantu setelah Anni. Kebiasaan yang paling menonjol dan paling sering ia lakukan adalah mengompori orang. Dia sangat berbakat dalam memengaruhi orang, dan juga sales. Nggak heran kalau dia dipanggil “rinnai” dan kita mengganti namanya menjadi Netti Rinnai Rahmawati. Satu-satunya anak yang tidak memakai kerudung di antara kami ini paling anti sama yang namanya masa lalu alias mantan. Katanya sih nggak mau ngebahas dan ngungkit-ngungkit, tapi aku curiga kalau sebenernya dia gagal move on (HA HA). Cewek yang satu ini bener-bener nggak tertarik sama cowok—untuk sekarang ini.

No comments:

Post a Comment