Friday 16 August 2013

"Kemerdekaan" di Kalimantan Barat

Dirgahayu RI! Well, yang diharapkan saat seseorang telah berada di tahun yang baru adalah untuk terus maju menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Begitu pula yang sudah pasti diharapkan oleh rakyat Indonesia. Pertanyaanya, siapa yang harus mulai dibenahi terlebih dahulu; masyarakatnya atau pemimpinnya?

Setelah tadi sempat memindah-mindah channel di televisi, saya menemukan kenyataan yang ironi yang terjadi pada Negara kita sendiri. Ini terjadi di daerah perbatasan Malaysia dengan Indonesia, tepatnya di Kalimantan Barat. Pendidikan di Kalimantan Barat sangatlah memprihatinkan. Sekolah banyak yang letaknya jauh hingga membutuhkan waktu yang lama bagi anak-anak untuk menuju kesana. Bangunan sekolah juga tidak selayaknya sekolah yang berada di daerah Jakarta atau kota, para guru juga sering sekali terlambat atau bahkan tidak masuk. Akhirnya anak-anak pun terlantar di sekolahnya.

Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan sekolah di Malaysia. Bangunan yang sangat luas, gedung bertingkat nan bagus, dan beberapa ruangan menggunakan pendingin ruangan. Anak-anak bahkan diberikan oleh Malaysia pendidikan yang bebas biaya, diberi jatah makan siang, hingga diberi uang saku setiap harinya. Yang lebih mencengangkannya lagi, pemerintah Malaysia memberikan beasiswa sampai ke perguruan tinggi untuk anak-anak bangsa yang berprestasi.

Jika dibandingkan, tentu saja jauh sekali perbedaannya antara apa yang pemerintah kita lakukan dan pemerintah Malaysia lakukan. Siapa yang tidak ingin bersekolah di tempat yang serba gratis dan layak seperti itu. Saya juga pernah melihat acara televisi beberapa tahun yang lalu tentang orang-orang di perbatasan. Mereka menggunakan mata uang ringgit karena mereka lebih dekat untuk bertransaksi ke wilayah Malaysia dibadingkan dengan Indonesia. Mereka juga menonton acara televisi Malaysia hingga ada yang tidak tahu siapa presiden Indonesia karena mereka benar-benar tidak dijamah oleh Negara kita sendiri. Sejujurnya terasa teriris hati saya ketika melihat acara itu. Memang daerah perbatasan sulit sekali untuk dijangkau, tetapi jika terus menerus tidak ada pergerakan yang cepat dari pemerintah, maka lambat laun akan ada perpecahan di Indonesia.

Menjawab pertanyaan yang tadi saya tulis, dalam kasus ini yang sangat harus dibenahi terlebih dahulu adalah pemimpinnya. Mereka semua harus mampu menarik kembali masyarakat Indonesia dengan segala perbaikan yang minimal setara dengan apa yang Malaysia lakukan. Kemana para anggota DPR yang jumlahnya ratusan itu? Kemana para anggota DPD yang juga jumlahnya ratusan itu? Mulailah pemerintah membenahi diri dengan terus berupaya untuk selalu merangkul seluruh lapisan masyarakat. Seluruh, tanpa beda!

Melihat persoalan-persoalan di Indonesia yang setiap hari makin menjalar, masyarakat dan pemimpin harus sama-sama sering mengintrospeksi diri. Masyarakat harus memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kemajuan bangsanya, harus selalu peduli terhadap apapun persoalan di Negara kita, dan juga harus selalu ikut andil dalam memajukan bangsanya. Pemerintah juga harus selalu menjadi medium yang mengayomi masyarakatnya, harus selalu memberikan semua yang masyarkat butuhkan untuk kemajuan bangsanya, dan yang terpenting harus selalu menjaga iman agar tidak terjerumus ke lubang-lubang kotor.

No comments:

Post a Comment